3 Macam Penerapan IoT pada Konsep Smart City - Di zaman milenial yang hampir sebagian besar kehidupannya berbasis teknologi ini, tidak hanya perliaku dan gaya hidup masyarakat saja yang berubah. Faktanya, perubahan itu juga merambah daerah-daerah yang ada di Indonesia. Pemerintahan daerah yang ada di Indonesia kini mulai berbenah agar tidak mendapat cap “ketinggalan jaman” dan mendapatkan predikat sebagai smart city. Contohnya adalah Pemerintah Kota Bandung yang menerapkan e-SATRIA (Self Assessment Tax Reporting Application) atau Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang menerapkan inovasi Sipil Doyan Jalan (Sistem Pilih Dokter dan Waktu Pelayanan Pasien Rawat Jalan dan Peserta JKN-KIS) pada rumah sakit dan puskesmas di seluruh Jakarta.
Namun jika dikaji lebih dalam, hampir semua pengembangan teknologi informasi yang ada di daerah-daerah di Indonesia masih didominasi oleh pengembangan teknologi informasi berbasis web. Bagaimana dengan pengembangan teknologi informasi berbasis IoT? IoT adalah sebuah nama yang mungkin sudah tidak asing di telinga, tetapi masih jarang penerapannya di Indonesia, terutama terkait dengan pelayanan publik. Padahal, banyak permasalahan-permasalahan di kota besar yang mampu dijawab dengan penerapan IoT. Berikut ini 3 macam penerapan IoT pada smart city.
Manajemen Lalu Lintas
Perkembangan suatu kota secara tidak langsung akan mempengaruhi peningkatan jumlah kendaraan bermotor di jalanan. Dampak yang ditimbulkan adalah kemacetan yang semakin parah atau bahkan kemungkinan tingkat kecelakaan lalu lintas yang meningkat. IoT dapat diaplikasikan untuk mengatasi masalah lalu lintas dengan penerapan sensor di setiap titik jalan yang memberikan informasi akurat dan real time tentang keadaan lalu lintas, sehingga memudahkan pengemudi untuk diarahkan ke jalanan lain atau kendaraan akan mengubah rutenya sendiri secara otomatis.
Manajemen Penggunaan Sumber Daya Energi
Penggunaan kantor yang berbentuk gedung-gedung megah seperti yang biasa dilihat di Jakarta atau Surabaya memiliki dua sisi yang saling berlawanan. Di satu sisi, penggunaan gedung bisa meningkatkan citra perusahaan sebagai perusahaan besar. Di sisi lain, biaya yang dikeluarkan untuk penggunaan sumber daya energi seperti air, listrik, gas, dan sebagainya menjadi besar. Selain itu, penggunaan sumber daya yang terlalu besar bisa dianggap sebagai pemborosan dalam skala nasional. Untuk mengatasi hal itu, IoT dapat diterapkan untuk mengatur penggunaan sumber daya pada suatu bangunan kantor atau gedung sehingga dapat meminimalisasi biaya penggunaan sumber daya energi yang dikeluarkan. Bagaimana contoh penerapannya? Misalnya adalah AC yang dapat mati sendiri jika tidak ada aktivitas kerja.
Keamanan dan privasi
IoT yang telah diterapkan sebagai bagian dari peningkatan keamanan di perkotaan adalah dengan pengawasan melalui video atau CCTV. Pengawasan melalui media tersebut memungkinkan polisi untuk memantau aktivitas dari seluruh kota secara real time. Teknologi ini dapat digunakan untuk membantu menindaklanjuti laporan insiden kejahatan atau melakukan investigasi terhadap orang/kendaraan yang sedang dalam pencarian.
Sebenarnya, masih banyak penerapan-penerapan lain dari teknologi IoT ini. Sudah merupakan tugas kita sebagai generasi muda untuk terus mencari, mengasah, dan mengembangkan bidang IoT ini agar dapat bermanfaat bagi masyarakat umum dan utamanya, bangsa dan negara Indonesia tercinta ini.