Industry 4.0 vs Society 5.0 - Di tengah ramai-ramainya gerakan Revolusi Industri 4.0 di Indonesia, Jepang saat ini sudah melaju di gerakan Society 5.0. Sebelum membahas persamaan dan perbedaan antara keduanya, kita tengok sejenak dulu mengenai konsep masing-masing gerakan tadi. Industry 4.0 berawal dari konsep industri di Jerman yang didasarkan pada enam pilar yang berdampak positif terhadap perekonomian, yaitu masyarakat digital, energi berkelanjutan, mobilitas cerdas, hidup sehat, kemanan sipil, dan teknologi di tempat kerja. Bisa dikatakan bahwa Industry 4.0 adalah era digital atau era teknologi informasi dan komunikasi. Ya seperti yang telah kita rasakan saat ini, di mana internet, smartphone, sensor (IoT), dan koneksi data telah menjadi bagian yang terpisahkan dari dunia kerja dan bahkan kehidupan sehari-hari.
Mari kita beranjak sebentar ke Society 5.0. Konsep Society 5.0 sebenarnya telah dipromosikan oleh pemerintah Jepang pada tahun 2015. Tidak lagi berpusat pada industri, konsep Society 5.0 lebih berpusat pada orang-orangnya atau dalam hal ini adalah masyarakat. Dengan memanfaatkan teknologi sebagai penggerak, pemerintah Jepang menginisiasi gerakan ini untuk menciptakan masyarakat yang superpintar. Internet of Things (IoT), Artificial Intelligence (AI), Big Data, dan robotic merupakan empat teknologi utama yang dimanfaatkan Jepang untuk menyukseskan Society 5.0 ini. Sebagai contoh, Jepang memanfaatkan drone untuk membantu para lansia/orang-orang dalam memenuhi kebutuhannya di saat mereka tidak bisa pergi jauh. Para lansia juga tidak harus pergi jauh untuk menemui dokter secara langsung karena mereka dapat dengan mudah memeriksakan kesehatannya secara rutin melalui mesin dengan teknologi AI yang disediakan di titik-titik terdekat atau bahkan di rumah masing-masing lansia yang membutuhkan.
Lalu, apa saja kesamaan antara Industry 4.0 dan Society 5.0? Seperti dikutip dari aziyatiyusoff.com, berikut enam di antaranya:
1. Sama-sama Menekankan teknologi IoT, AI, Smart Machines, Knowledge Management, dan Smart Web untuk mewakili konektivitas kerja.
2. Keduanya menekankan pada bagaimana cara orang berkomunikasi dengan mesin atau orang lain melalui Intelligent Machine yang tersedia.
3. Sama-sama memiliki kekuatan untnuk melakukan multitasking melalui berbagai jenis media otomatis dan platform komputasi.
4. Keduanya sama-sama menekankan bahwa pekerjaan di era ini sudah bukan lagi sekadar single-job per jam, melainkan merupakan proses yang selalu berjalan dengan proses lain atau sebagai medium ke prosedur yang lain.
5. Sama-sama menekankan pada pergerakan bebas dari satu proses ke proses lainnya dan memerlukan lebih sedikit protokol untuk menyelesaikan pekerjaan.
6. Keduanya mempertimbangkan rekayasa keberlanjutan di tengah-tengah teknologi progresif yang dikerahkan secara material dengan memastikan pelestarian alam dan ekologi masih dalam kondisi baik.
Di mana ada persamaan, di sana juga tentu tetap ada perbedaannya. Secara garis besar ada tiga perbedaan antara Industry 4.0 dan Society 5.0, yaitu:
1. Industry 4.0 menekankan pada bagaimana pekerjaan dilakukan secara otomatis, sedangkan Society 5.0 menekankan pada bagaimana mengoptimalkan tanggung jawab jam kerja untuk menyelesaikan pekerjaan.
2. Industry 4.0 menyoroti efektivitas penggunaan mesin otomatis, sedangkan Society 5.0 menyoroti efektivitas mengoptimalkan pengetahuan orang/masyarakat dengan bantuan mesin cerdas.
3. Industry 4.0 adalah tentang komunikasi yang terkomputerisasi dengan segala cara, sedangkan Society 5.0 dimaksudkan untuk memudahkan dan mempercepat pekerjaan dengan bantuan mesin cerdas demi kepentingan orangnya.
Meskipun memiliki fokus yang berbeda, pada dasarnya tujuan Industry 4.0 dan Society 5.0 adalah untuk mempermudah aktivitas manusia dan tentu agar segala sesuatunya menjadi lebih efektif dan efisien. Bagi kita yang saat ini masih sibuk dengan Revolusi Industri 4.0, ada baiknya mulai memahami juga konsep Society 5.0. Akan lebih baik lagi jika Indonesia ke depan bisa perlahan mengimplementasikannya secara bersamaan.